Gunung Kelud (VEI=4)
Sejak
abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa.
Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000
jiwa.
Sebuah sistem untuk mengalihkan
aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih
berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban
hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman
penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelut
tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990.
Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya.
Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.
Gunung Merapi (VEI=4)
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa.
Gunung ini terletak di zona
subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng
Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun
lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif.
Setelah itu, letusannya menjadi
eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah
lava. Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar
sekitar 10-15 tahun sekali.
Letusan-letusan Merapi yang
dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.
Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa
diselubungi abu.
Diperkirakan, letusan tersebut
menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur.
Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400
orang.
Gunung Galunggung (VEI=5)
Gunung
Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-tanda
awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana air Cikunir
menjadi keruh dan berlumpur.
Hasil pemeriksaan kawah
menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap
dari dalam kawah. Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober,
letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus,
awan panas, serta lahar.
Aliran lahar bergerak ke arah
tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011
jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur
dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.
Gunung Agung (VEI=5)
Gunung
Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan masih aktif, dengan sebuah
kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan
abu.
Dari kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun didalamnya terdapat kawah besar.
Dari puncak gunung, adalah
mungkin untuk melihat puncak Gunung Rinjani di pulau Lombok, meskipun
kedua gunung sering tertutup awan.
Pada tanggal 18 Februari 1963,
penduduk setempat mendengar ledakan keras dan melihat awan naik dari
kawah Gunung Agung. Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir
menuruni lereng utara gunung, akhirnya perjalanan 7 km dalam 20 hari
mendatang.
Pada tanggal 17 Maret, gunung
berapi meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan
menghasilkan aliran piroklastik yang besar. Arus ini banyak
menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang. Sebuah letusan
kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang menewaskan 200
penduduk lain.
Krakatau (VEI=6)
Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra.
Nama ini pernah disematkan pada
satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena
letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.
Letusan itu sangat dahsyat; awan
panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa.
Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang
terdahsyat di kawasan Samudera Hindia.
Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer.
Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan
perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari
akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup
sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia
hingga New York.
Ledakan Krakatau ini sebenarnya
masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora
di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di
Alaska.
Namun gunung-gunung tersebut
meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara
ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat,
sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan
kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung
Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf
bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan
kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum
mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.
Maninjau (VEI=7)
Kaldera Maninjau dibentuk oleh letusan gunung berapi diperkirakan terjadi sekitar 52.000 tahun yang lalu.
Simpanan dari letusan telah
ditemukan dalam distribusi radial sekitar Maninjau membentang hingga 50
km di sebelah timur, 75 km di tenggara, dan barat ke pantai ini.
Deposito diperkirakan akan didistribusikan lebih dari 8.500 km ² dan
memiliki volume 220-250 km ³. kaldera ini memiliki panjang 20 km dan
lebar 8 km.
Gunung Tambora (VEI=7)
Aktivitas
vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun
1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index.
Letusan tersebut menjadi letusan
tebesar sejak letusan danau Taupo pada tahun 181. Letusan gunung ini
terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh
di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku.
Letusan gunung ini menyebabkan
kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000—12.000 di
antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut.
Bahkan beberapa peneliti
memperkirakan sampai 92.000 orang terbunuh, tetapi angka ini diragukan
karena berdasarkan atas perkiraan yang terlalu tinggi. Lebih dari itu,
letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia.
Satu tahun berikutnya (1816)
sering disebut sebagai Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis
dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari
letusan Tambora ini. Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak
panen yang gagal dan kematian ternak di Belahan Utara yang menyebabkan
terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.
Selama penggalian arkeologi
tahun 2004, tim arkeolog menemukan sisa kebudayaan yang terkubur oleh
letusan tahun 1815 di kedalaman 3 meter pada endapan piroklastik.
Artifak-artifak tersebut ditemukan pada posisi yang sama ketika terjadi
letusan di tahun 1815. Karena ciri-ciri yang serupa inilah, temuan
tersebut sering disebut sebagai Pompeii dari timur.
Toba Supervolcano (VEI=8)
Merupakan
letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di
planet Bumi ini. Dan hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet
Bumi.
73.000 tahun yang lalu letusan
dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan seluruh umat manusia.
Hanya sedikit yang selamat. Dan setelah Tsunami Gunung Berapi Di
Indonesia menjadi Aktif sekali lagi dan mengancam umat manusia.
Letusan ini tidak bisa
dibandingkan dengan apapun yang telah dialami di bumi sejak masa dimana
manusia bisa berjalan tegak. Dibandingkan dengan SuperVolcano Toba,
bahkan krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883
hanyalah sebuah sendawa kecil.
Padahal krakatau memiliki daya
ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan: ledakan Bom
Nuklir hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton, dan secara
lisan maka daya musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibanding krakatau.
Seperti yang telah diketahui
oleh para ilmuwan, toba hampir memusnahkan umat manusia 73.000 tahun
yang lalu. Saat itu manusia neanderthal menghuni bumi kita bersamaan
dengan homo sapiens di eropa, serta homo erectus dan homo floresiensis
di asia.
Saat itu sangat dingin di eropa,
Zaman es terakhir ini berjalan lancar dimana kijang, kuda liar dan rusa
raksasa diburu. Selain makanan herbivora, mammoth dan badak berbulu
juga seringkali menjadi menu makanan manusia saat Toba, dengan diameter
90 kilometer di pulau yang sekarang dikenal dengan nama Sumatera.Meledak
dalam arti yang sebenarnya.
Bersamaan dengan gelombang besar
tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar
ke seluruh atmosfir bumi kita. Yang mungkin telah mengurangi jumlah
populasi manusia menjadi hanya sekitar 5000 sampai 10000 manusia saja.
Sebenarnya manusia jaman
sekarang berasal dari beberapa ribu manusia yang selamat dari letusan
super volcano Toba 73.000 tahun yang lalu. Oleh karena itu Gunung berapi
di Indonesia bertanggung jawab atas hampir musnahnya umat manusia.
Dan Dari 60 hingga 70 gunung
berapi yang dapat ditemui di area tersebut (Indonesia) sekarang.
Beberapa diantaranya menjadi aktif kembali dalam beberapa bulan maupun
beberapa minggu setelah gempa di dasar laut pada bulan desember 2004.
Walaupun Toba sampai saat ini
masih tertidur jauh dan aman dibawah sebuah laut besar yang menyandang
nama sama di Sumatera Utara. banyak orang yang takut apabila suatu saat
Gunung Berapi aktif di Talang yang berada 300 kilometer di selatan Toba
meletus, bisa membangunkan Raksasa yang tertidur.
Vulkanologis Prof. Ray Cas
mengatakan 'Hal itu mungkin saja terjadi, tapi bila hanya Toba siap
untuk meletus dan kejadian diatas bukanlah satu-satunya indikasi akan
kejadian tersebut."
Sang ahli tersebut berpikir bahwa mungkin saja suatu hari nanti letusan besar lain akan terjadi tapi hal itu baru akan mungkin terjadi sekitar 10.000 atau bahkan 100.000 tahun lagi. Tetapi biar bagaimana pun tidak semua hal dapat diprediksi.
Catatan :
Volcanic
Explosivity Index (VEI) dikemukakan oleh Chris Newhall dari U.S.
Geological Survey dan Steve Self dari Universitas Hawaii tahun 1982
untuk menyediakan pengukuran relatif dari besarnya letusan gunung
berapi.
0 komentar:
Posting Komentar