About Me

Nama saya Muhammad Sofi Anwar Butarbutar, biasa di panggil Sofi, Sofian, ada juga yang memanggil hanya dengan sebutan Sof. Saya anak ke-3 dari 4 bersaudara yang lahir pada 10 Juli 1994 di Tanjungbalai, sebuah kotamadya yang terletak di pantai timur provinsi Sumatera Utara. Terlahir di Tanjungbalai namun saya dibesarkan di Kisaran hingga umur 6 tahun sebelum akhirnya kembali ke Tanjungbalai untuk sekolah di SD Negeri 134409 pada tahun 2000, tetapi tahun berikutnya saya pindah ke SD Negeri 134414 hingga selesai. Disini saya punya prestasi yang cukup gemilang. Saya selalu juara satu di kelas hampir tiap semester, pada saat duduk di kelas 5 saya bersama dua teman saya membawa nama sekolah sebagai juara 3 lomba cerdas cermat (LCT) tingkat kota Tanjungbalai. Hal ini cukup membuat kepala sekolah dan guru-guru senang dan bangga mengingat SD tersebut bukanlah SD terkenal apalagi favorit yang bahkan banyak tidak tahu sekolah itu ada di saat final. Tahun berikutnya ketika saya kelas 6 SD, saya mewakili kota Tanjungbalai untuk mengikuti lomba bidang studi IPS dan PPKn tingkat provinsi Sumatera Utara, namun sebelumnya saya harus melewati seleksi ketat untuk terpilih sebagai perwakilan. Secara tak terduga saya berhasil masuk final (6 besar) dan berakhir pada peringkat 4 (juara harapan 1).

Lulus dari sekolah dasar pada tahun 2006 (sebagai lulusan terbaik), saya melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Tanjungbalai di tahun yang sama. Sekolah ini merupakan SMP terbaik dan terfavorit. Saya bersama ribuanan kompetitor harus melewati 3 kali seleksi beruntun untuk merebut 256 kursi. Seleksi pertama dengan melihat NEM, disini ada sekitar 800-an yang memenuhi standart NEM minimal yang ditentukan sekolah. Berikutnya Test Bidang Studi Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Pada tahap ini ada 400-an yang masih lolos. Terakhir di seleksi dengan Test IQ sekaligus test penentuan kelas berdasarkan ranking. Pada tahap akhir ini 256 peserta terbaik di terima sebagai siswa baru, saya sendiri ranking 14 dan berhak menempati kelas unggulan (excellent class) bersama 32 peserta terbaik.

Disini saya kesulitan dalam bersaing karena ditempati oleh orang-orang pilihan yang cerdas, namun semester pertama kelas VII saya juara 9 umum (yang saya anggap sebagai prestasi tertinggi saya selama SMP). Semester berikutnya saya juara 34 umum dan harus lengser dari excellent class. Penyebab utama saya turun dari unggulan adalah ketidakmampuan saya bersiang dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, yang merupakan salah satu syarat penting untuk dapat bertahan dikelas ini. Siswa yang lengser dari unggulan berhak memilih kelasnya sendiri dengan persetujuan teman-teman dikelas yang dipilih. Saya pun memilih kelas VIII-4 karena ajakan teman-teman dikelas tersebut yang antusias menerima saya. Dikelas ini saya juara 1 kelas pada semester pertama, semester kedua juara 2 di kelas. Namun, di kelas inilah saya mulai jadi anak yang malas. Hal ini berlanjut pada kelas 3 (IX) yang mengakibatkan prestasi belajar menurun bahkan dampaknya hingga SMA, semester pertama kelas 3 saya ranking 7 dikelas, dan semester dua saya ranking 4 dikelas. Terakhir, saya lulus dari SMP dan ranking 47 umum dari hasil Ujian Nasional dan Ujian Akhir Sekolah.

Lulus dari SMP pada tahun 2009, saya melanjut ke SMA Negeri 1 Tanjungbalai pada tahun yang sama, sekolah ini merupakan SMA terbaik dan terfavorit. Seperti proses masuk SMP, masuk ke SMA ini pun juga melalui seleksi dan persainagn yang sama persis. Bedanya kursi yang disediakan di SMA ini lebih sedikit, hanya 192 kursi. Dan setelah melewati semua proses seleksi, saya akhirnya diterima sebagai siswa baru karena menempati peringkat 70 dari hasil test terakhir dan berhak duduk dikelas X-3.

Saya mengawali masa SMA dengan santai dan kurang baik. Bermasalah dengan guru Kimia dan Fisika, bolos pada jam-jam pelajaran tertentu dan tidak pernah mengerjakan tugas. Bahkan, dikelas ini saya di cap “Bandal” (nakal) oleh teman-teman saya, padahal saya menganggap biasa saja karena itu adalah pilihan untuk menjadi pribadi yang baru. Hal inilah yang jadi faktor terbesar saya masuk jurusan IPS pada kelas XI. Dikelas satu (X) aku ranking 19 pada semester pertama dan ranking 27 pada semester kedua.

Dikelas XI jurusan IPS ( XI IPS) yang merupakan satu-satunya pada angkatan saya (biasa disebut IPS tunggal), aku satu kelas dengan 31 teman-teman yang berasal dari berbagai kelas ketika kelas X. Seperti biasa, sudah jadi tradisi bahwa anak IPS dikatakan tempat-tempat anak yang nakal oleh anak IPA bahkan ada guru-guru yang beranggapan sama. Tapi memang tidak dapat dipungkiri karena memang itulah adanya. Saya mencapai puncak kemerosotan akademik saya pada saat duduk di kelas ini. Semester pertama saya juara 5 di kelas (dengan catatan juara 5 dari siswa-siswi yang nakal) dan semester kedua terjun bebas ke ranking 21.
Bahkan wakti itu saya tidak di izinkan masuk kelas oleh guru sejarah selama setengah semester karena ada masalah pada mata pelajarannya.
Pada saat kelas XII saya berusaha lepas dari kemerosotan prestasi akademik, dan hasilnya lumayan. Semester pertama kelas XII saya ranking 19, dan ranking 11 pada semester kedua.
Saya menutup masa SMA dengan juara 1 hasil Ujian Nasional dan Ujian Akhir Sekolah untuk jurusan IPS.

Lulus SMA pada tahun 2012, saya mencoba langsung melanjutkan pendidikan ke salah satu perguruan tinggi negeri favorit, Universitas Sumatera Utara dengan mengikuti SNMPTN tertulis. Ketika itu saya daftar IPC, dengan 3 pilihan jurusan. Dan akhirnya pada tanggal 6 Juli 2012 dinyatakan lulus pada program studi Ilmu Sejarah yang berada pada lingkungan Fakultas Ilmu Budaya (sebelumnya Fakultas Sastra), Universitas Sumatera Utara.
Saat ini saya masih berstatus mahasiswa aktif dengan NIM 120706016 semester II di Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan.

0 komentar:

Posting Komentar